Mana Dari semua pelajaran yang paling kamu sukai.???

Bahasa Jepang


Hiragana



Huruf Hiragana terbentuk dari garis-garis dan coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki). Huruf Hiragana yang digunakan sekarang adalah bentuk huruf  yang dipilih dari soogana yang ditetapkan berdasarkan Petunjuk Departemen Pendidikan Jepang tahun 1900.
Sampai sekarang belum ada pendapat yang pasti mengenai pencipta huruf Hiragana. Hal ini dijelaskan oleh Sada Chiaki dalam bukunya Atarashii Kokugogaku bahwa ada pendapat yang menjelaskan pembuat huruf Hiragana adalah Kooboo Daishi. Tetapi pendapat ini tidak beralasan karena huruf Hiragana tidak dapat dibuat oleh satu orang dalam satu kurun tertentu.
Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata bahasa Jepang asli atau menggantikan tulisan Kanji, menulis partikel dan kata bantu kata kerja. Untuk tahap awal dalam mempelajari bahasa Jepang, hafalkanlah huruf Hiragana berikut:


Ketentuan Menulis Hiragana

Dalam menulis hiragana, terdapat tiga aturan utama, yakni:
  1. Pertama-tama, susun huruf untuk membentuk kata yang diinginkan(sudah jelas)
  2. Konsonan tebal diwakili oleh huruf ‘tsu’ kecilContoh:
はっきり = (ha)(tsu)(ki)(ri)= hakkiri
  1. Vokal panjang ditulis dengan menambahkan huruf terkaitContoh:
おかさん = (o)(ka)(a)(sa)(n)= okaa-san

Kapan Memakai Hiragana?

Sebagaimana sudah disebut sebelumnya, terdapat tiga jenis pemakaian huruf hiragana dalam bahasa Jepang. Sekarang kita akan lihat bagaimana huruf-huruf tersebut dipakai.

(a) Sebagai Okurigana

Okurigana bisa dibilang sebagai imbuhan/tambahan yang melekat pada dalam sebuah kata bahasa Jepang. Kata yang ditempeli oleh okurigana adalah pokok perhatian — kata ini biasanya ditulis dengan huruf kanji.
Misalnya contoh berikut:
[JAP] 愛す る
[JAP] aisuru
[ENG] “to love”
Pada contoh di atas, kanji untuk “ai” (愛 ; “love”) diikuti oleh hiragana “suru” (する ; “to do”). Di sini “suru” berperan sebagai imbuhan pembentuk kata kerja, sehingga hasil akhirnya adalah “aisuru” = “to love”.
Maka, okurigana-nya adalah する (”suru”). :D
Contoh yang lain…
[JAP] 白
[JAP] shiroi
[ENG] “white” (adj.)”, “white-colored”
Di awal mula hanya terdapat kanji 白 (”shiro”), yang berarti “warna putih” (noun). Meskipun demikian, hiragana “i” menjadi imbuhan pembentuk kata sifat — sehingga hasil akhirnya adalah “shiroi” = “berwarna putih”.

Dengan demikian, okurigana bisa dibilang sebagai imbuhan pembentuk kelas kata di bahasa Jepang. Mulai dari kata kerja, kata sifat, hingga tenses, semuanya diindikasikan oleh okurigana yang dipakai.

(b) Sebagai Furigana

Furigana adalah petunjuk bagaimana cara membaca suatu kanji. Pada umumnya, sebuah kanji (atau banyak kanji) memiliki lebih dari satu cara pembacaan.
Misalnya kanji berikut:
古谷
Ini adalah nama keluarga. Bisa dibaca sebagai: Furuya, Furutani, atau Kotani
(mengenai kenapa ini bisa terjadi, kapan-kapan akan saya bahas di tulisan tersendiri tentang Kanji)
Lalu, bagaimana dong? Kalau misalnya saya jadi guru, dan harus mengabsen murid, tentunya saya tak bisa ambil resiko salah sebut. :?(masa “Furuya” jadi “Furutani” ?)
Nah, untuk menyelesaikan masalah ini, dibuatlah sistem penulisan furigana. Nama dengan kanji ditulis dengan ukuran normal — sedangkan hiragana ditulis berukuran kecil sebagai pembantu.
Ternyata kanji tersebut dibaca “Furuya”, bukannya “Furutani” atau “Kotani”
Meskipun demikian, terdapat juga penggunaan furigana yang bukan untuk nama. Biasanya teknik ini dipakai di buku pelajaran bahasa Jepang, komik-komik (manga), atau panduan wisata.
Contoh:
Furigana di atas menjelaskan bahwa kalimat tersebut berbunyi: “nihongo ga suki”
(= saya suka bahasa Jepang)

(c) Menuliskan partikel dan honorific

Semua partikel dalam bahasa Jepang ditulis menggunakan hiragana. Di sisi lain, terdapat juga beberapa honorific (sebutan perorangan) yang ditulis menggunakan hiragana, misalnya -kun, -san, -chan, dan -tan.
Meskipun demikian honorific yang lebih formal umumnya ditulis dengan menggunakan kanji — bukan hiragana. Misalnya -dono (殿), -sama (様), dan -sensei (先生).

Katakana


Setelah anda mempelajari dan menghafal huruf hiragana, langkah selanjutnya dalam mempelajari bahasa jepang adalah mempelajari huruf katakana. Huruf Katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus (chokusenteki). Huruf Katakana digunakan untuk menulis kata-kata serapan dalam bahasa Jepang, negara asing, nama binatang, nama orang asing, nama tumbuhan dan kota-kota luar negeri. Dalam ilmu fonologi, Katakana biasa digunakan untuk penulisan lambang bunyi atau pengucapan. Katakana digunakan untuk menulis bahasa rahasia (ingo) dan bahasa slang (zokugo). Selain itu, huruf Katakana sering digunakan pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan perusahaan/perkantoran. Dengan demikian, Katakana juga bisa digunakan untuk menuliskan kata-kata yang sebenarnya bisa dituliskan dengan Hiragana atau Kanji.
Ketentuan Menulis Katakana
Aturan menulis katakana kurang lebih sama dengan hiragana. Meskipun begitu terdapat sedikit perbedaan, yakni di nomor (3):
  1. Pertama-tama: susun huruf untuk membentuk kata yang diinginkan(sudah jelas)
  2. Konsonan tebal diwakili oleh huruf ‘tsu’ kecilContoh:
ハック
(HAKKU) = (HA)(TSU)(KU)= HACK (bahasa Inggris)
  1. Vokal panjang diwakili tanda strip (ー)
スタート
(SUTAATO) = (SU)(TA)(ー)(TO)= START (bahasa Inggris)
Kapan Memakai Katakana?

Sebagaimana sudah disebutkan di awal, katakana memiliki kegunaan utama menuliskan kata serapan dan istilah asing. Termasuk di dalamnya adalah nama benda dan tempat yang bukan berasal dari Jepang.
Contoh:
ブリタニア
(BURITANIA)
= Britannia
コンピュータ
(KONPYUUTA)
= Komputer
ミネラル
(MINERARU)
= Mineral
Nama orang juga bisa ditransliterasikan menggunakan katakana — walaupun untuk kepentingan formal biasanya nama non-Jepang ditulis dengan huruf latin.
Contohnya antara lain:
ソ リフル
(SORIFURU)
= Sholihul
ルナマヤ
(RUNAMAYA)
= Lunamaya
ブラトピト
(BURATOPITO)
= BradPitt
Intinya, semua kata/istilah/nama yang berasal dari bahasa asing ditulis menggunakan katakana. Mungkin bisa dibilang bahwa katakana adalah “perwakilan asing” dalam bahasa Jepang. :P

Kegunaan Lain: Menulis Onomatopeia
Katakana juga sering dipakai untuk menghasilkan onomatopeia (efek bunyi) dalam tulisan; terutama untuk bunyi yang keras/menyentak. Dalam bahasa Indonesia, kurang lebih seperti menulis “dug-dug” untuk menggambarkan detak jantung.
Penggunaan ini umum untuk SFX di berbagai manga. Jadi, jika Anda sering melihat huruf-huruf SFX yang tak diterjemahkan di scanslation, hampir pasti huruf tersebut ditulis dengan katakana.
Contoh:
ガツ
(GATSU)
= bunyi hentakan, cf. ‘gats’ atau ‘bats’
ゴゴゴゴゴ…
(GOGOGOGOGO…)
= bunyi ledakan beruntun, cf. ‘dor-dor-dor’
ドクン
(DOKUN)
= bunyi detak jantung mendadak, cf. ‘DUGG’
dsb.